top of page

Profile

Join date: Dec 8, 2022

About


Bermain adalah sesuatu yang secara lahiriah ada pada seorang anak kecil.


Saya ingat dengan jelas seorang anak berusia 2 tahun di pusat penitipan anak tempat saya bekerja bertahun-tahun yang lalu. Dia frustrasi. Dia marah. Dia menempatkan dirinya dalam posisi berdiri dengan kaki terbuka dan tangan di pinggul dan berteriak, 'F**K!" Dia meniru dengan sangat baik! (Ngomong-ngomong, tanggapan yang tepat di sini adalah “Kamu kesal! Ayo… [lakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalah]”, bukan mempermalukan, menertawakan, atau fokus pada pilihan kata.)


Kapan ini dimulai? Bagaimana cara si kecil meniru dengan begitu akurat dan detail?

Inilah lowdownnya:


Bayi di setiap budaya menunjukkan kemampuan meniru yang sama. Itu tidak dipelajari, itu adalah sesuatu yang kita miliki sejak lahir. Imitasi berkembang menjadi permainan pura-pura atau imajinatif.

Berpura-pura adalah intrinsik dan alami bagi anak-anak. Itu terjadi dengan sendirinya sekitar 2 tahun. Padahal, kurangnya bermain pura-pura pada anak usia dini bisa menjadi indikator atau defisit sosial atau kognitif.

Saat permainan pura-pura muncul, anak-anak akan semakin bereksperimen dengan “menjadi sesuatu atau orang lain”. Perannya akrab dan mereka tidak perlu banyak pada awalnya. Saat permainan semakin matang, alat peraga dan pakaian yang lebih kompleks memperkuat 'persona'. Namun pada awalnya berpura-pura cukup sederhana, seperti menggunakan pisang sebagai telepon.


Ketika anak-anak bermain peran, menggunakan alat peraga, dan memasuki dunia khayalan, mereka melakukan beberapa hal yang sangat penting dalam perkembangannya. Pertama-tama, mereka meningkatkan rentang perhatian (perkembangan kognitif). Mereka berinteraksi dengan orang lain (perkembangan sosial-emosional) dan mereka berkomunikasi dengan kata-kata atau gerak tubuh (perkembangan bahasa). Semua hal ini terkait dengan kesuksesan akademik.

Marry Jean

More actions
bottom of page